BAGI masyarakat Jawa, lagu "Jangkrik Genggong" sudah tidak asing lagi.
Lagu "Jangkrik Genggong" berirama keroncong yang dibawakan Waljinah ini memang telah melegenda.
Penggalan lirik: Semarang kaline banjir... atau Kendal kaline wungu... menyajikan gambaran sesungguhnya, bahwa di Semarang memang jadi langganan banjir tiap musim hujan dan di Kendal ada daerah bernama Kaliwungu.
Akan tetapi ungkapan Semarang kaline banjir, dan Kendal kaline wungu tadi adalah semacam pantun berbahasa Jawa yang biasa disebut parikan.
Bentuknya memang seperti pantun pada umumnya.
Lirik berupa parikan (pantun Jawa) bernuansa satire ini ditulis oleh Anjar Any, menggambarkan kegalauan akibat cinta yang hancur begitu saja.
Akan tetapi kegalauan dalam lirik lagu "Jangkrik Genggong" ini tidak disampaikan dalam suasana sedih, tetapi dengan suasana gembira.
Terbukti dari irama keroncongnya yang up beat, dan di bagian reffrain terdapat kalimat semacam yel yel: eya e ya e, eya e ya e ya e ya e...
Hingga kini lagu "Jangkrik Genggong" menjadi semacam evergreen song dari Waljinah selain "Walang Kekek".
Foto: istimewa
0 Komentar