PADA awal tahun 1986, Chrisye dan sejumlah musisi: Uce Haryono (drum), Herman Geily Efendi (kibor), Chandra Darusman (piano/kibor), Addie MS (kibor), Raidy Noor (gitar/bas), dan Ajie Soetama (komposer) telah merampungkan materi album baru. Namun materi album baru itu belum punya lagu jagoan, dan Chrisye sendiri belum menentukan apa judul album terbaru itu.
Baca juga: Aku Begini Engkau Begitu, Lirik Satire tentang Cinta Karya Rinto
Tiba-tiba, Ajie Soetama yang turut nongkrong di studio Musica menyodorkan 1 lagu karyanya. Ajie lalu menyanyikan lagu terbarunya, tetapi belum komplit liriknya. Chrisye dengan bercanda meminta Ajie menyanyikan lagu baru itu sekali lagi.
Setelah lagu rampung, Chrisye dan kawan-kawan langsung merekam rame-rame lagu yang kemudian diberi judul "Aku Cinta Dia". Tak lama kemudian produser Musica, Aciu datang ke studio, menengok kegiatan rekaman album terbaru Chrisye.
Baca juga: Kau yang Terindah, Seindah Kisah Awal Java Jive
Rupanya Aciu mendengar lagu yang baru dilatih untuk direkam. Acie meminta Chrisye dan kawan-kawan untuk memainkan lagu terakhir itu tadi. Setelah menyimak, tiba-tiba Aciu berteriak: ini lagu jagoan.
Lantaran sudah larut malam, kegiatan latihan dan rekaman dilakukan keesokan paginya. Setelah rampung, Chrisye dan kawan-kawan musisi yang terlibat langsung berteriak: ini lagu buat jualan.
Namun sesudah rekaman, Chrisye dihadapkan pada problem: tuntutan ngedance di atas panggung. Itupun belum cukup dengan kostum yang dikenakannya, terasa gerah. Konon tuntutan tersebut digulirkan oleh Aciu, karena lagu yang dinyanyikan Chrisye berirama up beat.
Maka semenjak saat itu, Chrisye harus berlatih menari di rumah kediaman orang tua Guruh Soekarno Poetra di Jalan Sriwijaya Jakarta. Hingga akhirnya, gaya Chrisye tetap itu-itu saja, yang kemudian dijuluki sebagai: dansa patah-patah.
Pada akhirnya, lagu "Aku Cinta Dia" mampu meraup sukses di tahun 1986, setelah sebelumnya menjadi hits radio sejak Februari 1986.
Foto: istimewa
0 Komentar