ORANG bijak berkata, bahwa orang yang mau berusaha, pada akhirnya akan menemukan hasilnya. Hal ini seperti yang dilakukan Joey Tempest (vokalis grup rock asal Swedia, Europe). Selama 5 tahun, dari tahun 1981, Tempest telah menciptakan riff-riff kibor untuk lagu rock yang kemudian menjadi evergreen song grup Europe, "The Final Countdown".
Baca juga: Every Breath You Take, Ungkapan dari Kekasih yang Posesif
Kebetulan, saat Tempest menciptakan riff-riff kibor yang menggunakan perangkat kibor milik Mic Michaeli, didengarkan oleh pencabik bas, John Leven. Leven menyarankan Tempest agar menulis lagu sesuai riff-riff kibor tadi. Lirik lagu "The Final Countdown" terinspirasi dari "Space Odity" nya David Bowie. Hasilnya kemudian Tempest perdengarkan pada rekan-rekannya di Europe.
Awalnya lagu itu kurang menarik bagi gitaris, John Norum. Dengan angkuhnya, Norum memilih untuk tidak mendengarkan lagu tersebut.
Baca juga: You've Got A Friend, Tanggapan Atas Lagunya James Taylor
Meski ditanggapi dingin, Tempest tak patah semangat. Maka ketika penggarapan album ke-3, Tempest mengusulkan agar "The Final Countdown" dirilis sebagai singel dan menjadi judul album. Awalnya Europe ogah merilis "The Final Countdown" sebagai singel, namun pada akhirnya dirilis juga dan hasilnya, lagu "The Final Countdown" berhasil menduduki nomor 1 di 25 negara pada tahun 1986.
Lagu "The Final Countdown" dibuka dengan sound efek dari perangkat syntheziser Roland JX-8P, kemudian Mic Michaeli mulai memainkan intro lagu "The Final Countdown" dengan perangkat Yamaha TX-816. Hentakan drum berirama 4/4 mid tempo mulai mengiringi musik lagu "The Final Countdown", serta di bagian jeda John Norum asyik mengisi drive-drive gitarnya.
Foto: istimewa
0 Komentar